Minggu, 06 Maret 2011

In Around We Be eL ..


Tik tak .. tik .. tak .. tik .. 

Hehe, sekedar menghituk tik tak detik waktu dari pengantar Februari hingga akhirnya dituntaskan juga pada 05 Maret 2011. Tajuknya, sederhana sekali: Kunjungan kelurga besar Sekum APJ - hmmff .. tapi kok malah Aku yang belum bawa keluarga :( - ke Lamongan atau ke mana lagi kalau bukan Wisata Bahari Lamongan a.k.a. WBL.  : )

Iya, sebenarnya ini bisa dibilang agenda rahasia orang orang Sekum yang nampaknya sudah ter-planning dengan rapi jauh jauh hari. Saking rahasianya, sampai sampai orang orang Akuntansi, SDM, Keuangan, dan bahkan Pak Bosnya sendiri dilarang gabung dalam agenda rapat (hehehe .. lebay .. :D ). Tapi di luar itu,memang ini liburan untuk pelepas penat warga Sekum saja. Sumber SKKO nya pun dari hasil menyisihkan sebagian uang dinas luar pegawai dan OS nya. 

Rasa rasanya, cuma dengan hal seperti ini yang justru berhasil memutar roda niat untuk sekedar liburan ringan atau dalam bahasa WCS-nya lazim disebut Family Gathering ketimbang mem-planning sedemikian rumit namun belum juga ada juntrungannya ... :(

Perjalanan sendiri di mulai tepat tengah malam. Pukul 24.00 WIB, para awak bus: Keluarga Mas Rizal, keluarga Mas Anis, keluarga Mas Agung, dan beberapa keluarga kecil lainnya sudah nampak duduk duduk di halaman kantor. Tak lupa, para anak kecil di tengah impitan ibunya sambil ngantuk ngantuk menunggu jam keberangkatan.


Aku sendiri sampai lupa maem lupa tidur supaya nggak ketinggalan si Akas Asri .. -,-"


Akhirnya, si Akas menderum juga. Tas tas mulai diangkut satu demi satu ke dalam badan bus. Anak anak kecil, ibu ibu muda, dan mas mas dari Kopkar sudah duduk di tempat masing masing. Peet ! Trip penyulang kota mengiringi hiruk pikuk dini hari. 1 menit reclose ternyata berhasil. Tinggal nunggu Bu Nyai Sekum dan Pak Ketua Kelas. Pak Ketua Kelas sendiri ternyata baru pulang dari Rapat RT jam 12 malem (rapat macam apa itu? :D).


Setelah awak bus komplit, sisa perjalanan ditemani 2 hal: Ngantuk tapi sulit bobok dan semilir AC nan dingin. Enam jam ternyata cukup singkat juga (bagiku sih). Entah mengapa justru lebih lama kalau pulang ke Malang. Kami menjejak di tanah Lamongan tepat pukul 06.00! Tahu artinya? Yup! Tempatnya belum buka .. hahaha! Kepagian.. hehehehe, sampai sampai Pak Ketua Kelas berkelakar: "Ntar kalau ada yang nanya: rombongan dari mana?' , jawab saja: dari Jakarta." :D

*

Kesan pertama dari WBL ialah kepiting kuning raksasa yang mencengkeram gerbang pintu masuk. Tempatnya yang biru dan mirip stadion bola. Dan, aih .. ada ... (ups, ndak usah ditulis wis.. :P). Kalau bagian dalamnya, tak jauh beda dengan Jatim Park di Batu. Wahananya pun beragam, dari yang sifatnya edukatif sampai ajang iseng isengan belaka. 


Untuk bagian wahana ini, biarlah Aku kisahkan sedikit. 


Begini, karena kami: Aku, Wyse Cekidot, sama Mbak Listri tergolong dalam kategori manusia "berumur" maka diputuskan wahana yang akan dijajal pun adalah yang sudah 17 plus, alias cukup untuk nggak mempermalukan diri sendiri atau berebut antrian dengan bocah bocah kecil. :D


Ada 3 yang dipilih: Namanya Drop Zone, Ranger, dan satu lagi gila gilaan mobil (lupa namanya). Drop Zone adalah permainan di mana kamu akan didudukkan bersama 11 orang lainnya secara terpisah di empat sisi tempat duduknya. Pelan pelan kamu akan diangkat sampai ketinggian tertentu, lalu tanpa permisi tiba tiba di-anjlok-kan drastis. Dinaikin lagi, lalu di drop lagi. Gitu terus persis ngocok obat batuk. \(~ ~)/

Merasa kurang menantang adrenalin, diputuskan naik gila gilaan mobil. Di sini kamu dan satu orang teman kamu duduk di sabuah mobil, dipasangi alat keamanan sederhana dan minim berupa seat belt pinggang, lalu diluncurkan di atas rel dengan kecepatan penuh sampai hampir terpental di tiap tikungannya. Maksudku, benar benar terpental kalau saja alat keamanan tadi tiba tiba kendor.. >,< 


Kesimpulan permainan kedua: Wyse mulai cenat cenut (belakangan dia ngaku kalau sedari awal nggak berani buka mata sampai sampai si Om yang jadi temen semobilnya bilang ke penjaga wahana: "Mas, Mas tolong ditenangkan anak ini..." :D


Wahana yang setelah itu namanya Rangers, yaitu permainan bandul ayun dua sisi. Di sana, kamu akan didudukkan dalam satu ruangan kecil dengan standard keamanan cukup. Kamu akan mulai diayun ayunkan ke depan dan belakang perlahan, mirip ibu yang menimang bayinya di ayunan. Lalu pelan tapi pasti, ayunan dipercepat, semakin cepat, seeeemaaakiin cepat, dan pungkasannya kamu akan diputar 360 derajad! Itu artinya: Hukum Newton berlaku, kakimu berada di atas dan kepalamu menengadah ke bawah. Kalau ingin tahu rasanya jadi cicak inilah tempat yang pas! 


Lambungku sudah mulai uring uringan di putaran pertama 360 derajad. Mbak listri sudah tak kuasa membuka mata. Kakinya terangkat naik. Bagian bawah jilbabnya menutupi muka. Begitu pintu dibuka, kami nggak sampai pingsan. Tapi mual mual itu bertahan sampai kami pulang. >,<


*

Satu hal lagi yang harus kamu ingat kalau suatu saat nanti bermain ke tempat ini yaitu: bersabarlah dengan makan dan minum. Bukan tidak ada mie ayam atau Coca Cola, tapi prosedurnya itu lho yang ribet banget. Sebenarnya konsepnya mirip seperti Pujasera Jember, hanya saja tidak dibayar langsung di si penjual tapi ke kasir (belakangan hal ini  membuat Wyse bingung karena rata rata orang kok membayar pakai uang monopoli. Aku pun sampai butuh beberapa menit sampai baru benar benar mengerti bagaimana alur proses bisnis maem, minum, kasir, dan uang monopoli ini). :D


Ups, belum berhenti sampai di sana lho. Proses nunggu maemnya jadi ini juga yang menuntut kesabaran ekstra. Pasalnya, maem tidak diantar ke meja kami, tapi harus ditunggui. Persis antre masuk liat Arema di Kanjuruhan. Dan, untuk maeman yang sedikit ribet 20 menitan lah kamu harus berdiri dengan lambung sudah berdendang lagu Melayu. Jadi opsi paling aman kalau sudah ndak kuat dengan lapar ya cuma 1 dan itu tersedia hampir di setiap stand: Pop Mie !! :D

*

Hamparannya berpasir kuning. Sangat kuning. Di sana, di tiap sepasang nyiur dipasang tempat tidur jaring. Sekumpulan keluarga bermain di ayunan yang dijajar rapi. Lalu para anak kecil dengan lincah memainkan bola plastik. Lari sana sini, tendang sana sini. Dan di depan sana .. dekat, begitu dekat, kamu akan melihat hamparan luas pantainya sejauh apapun kedua matamu coba menerawangnya. : )


Lama sekali aku harus memandangnya. Memandang dengan menyipitkan mata karena tak kuasa dengan panah panah terik harinya. Memandang dengan tenang bagaimana pantai selalu bisa menyadarkan manusia akan lapangnya jiwa yang ia punya. Memandang dengan diam sembari menerka kira kira apa yang Kaka SLANK pikirkan di tepian Anyer akankah sama dengan yang terjadi pada siang itu... : )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar