Jumat, 25 April 2014

Requim Keberangkatan

Kosong. Tempias hujan bersenandung lirih. Seolah tiada yang menjemput waktu lebih cepat. Tidak juga bayang-bayangmu di perhentian.

Kita adalah sejarah yang tercecer di atas ribuan catatan nasib. Melewati tanda tanya untuk  ribuan tanda tanya baru. Perhentianmu, persinggahanku, hanyalah jeda jarak. Tak kendur diulur, tak tewas ditebas.

Kau takkan berada selamanya dalam perhentian itu. Duduk manis menjaga lalu lalang manusia. Kelak kau pun akan mengayuh hidupmu. Dari kereta ke kereta. Dari stasiun ke stasiun. Membiarkan waktu menikahi dirimu.

Jarak pun selamanya bukan tentang dekat atau jauh. Bukan mil atau detik. Tapi soal melebur. Mempersempit ego dan kekurangpahaman pada nalar dan perasaan. 

Dan diantara derap roda-roda, kita akan berlomba: siapa yang kelak secepat cahaya atau baur dalam cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar