Selasa, 01 Januari 2013

New Year has Come ...

Tahun Baru 2013.

Hujan pertama di awal Januari. Sepanjang pagi hingga matahari naik di angka jam pukul 10.00 tetes-tetes itu pelan-pelan mereda. Perayaan new year’s eve semalam di kantor dengan terompet, kembang api, pita beragam warna, dan balon seperti terbungkus mimpi. Begitu pun ”Kemesraan” Iwan Fals yang disenandungkan di penghujung 2012 itu.
Matahari pertama bulan Januari yang menerobos genteng kamar membuat saya terjaga. Awal tahun membuat saya sedikit murung. Bagaimana tidak? Awal tahun ini adalah akhir tahun kebersamaan kami di kantor dengan teman-teman outsourcing. Rasanya aneh, melihat mereka datang berkumpul di kantor, bersalaman, dan mengucapkan perpisahan.
Apapun itu, saya ndak pernah suka perpisahan semacam ini.
Tidak sedikit dari mereka itu yang bekerja di perusahaan kami lebih dari 1 atau 2 tahun. Tidak sedikit dari mereka itu yang mau membagi waktu, tenaga, dan loyalitasnya untuk kelangsungan kemajuan perusahaan kami. Pun, tidak sedikit dari mereka itu yang menjadi bagian dari setiap memory dan detik-detik peristiwa di perusahaan ini. Suka maupun duka.  
Saya bisa membayangkan besok kantor kami menjadi begitu ”lengang” ketika hari pertama mulai kembali bekerja. Saya membayangkan, telepon loby berdering tapi ndak ada yang merespon karena recepcionist yang biasa duduk di sana kini pergi.  Saya membayangkan, dokumen-dokumen kami menumpuk karena rekan administrasi yang membantu tata laksana persuratan itu tidak duduk lagi di dekat kita. Dan saya membayangkan, tidak ada lagi yang menyahut Vpress atau permintaan saya diumumkan broadcast message atau sekedar bermain band di setiap Selasa atau Kamis sore.
Saya membayangkan, .....  besok kami harus melakukannya benar-benar dengan ”tangan dan kaki” kami sendiri.
Peraturan Menteri Negara yang membuat perusahaan kami harus menyesuaikan diri. Saya ndak pengen bawel dengan apa yang sudah dibuat oleh negara. Saya lebih ingin jengkel pada diri saya sendiri. 

Di saat seperti ini, saya malah ndak bisa berbuat apa-apa. Keserbamendadakan ini menjadi tidak begitu mengenakkan. Saya bisa saja menjawab secara normatif, tapi saya ndak pernah bisa menjelaskan bahkan sekedar menyarankan apa yang harus mereka lakukan setelah cut off kontrak mereka terjadi.

Saya ndak bisa ngasih mereka apa-apa....
Pagi ini, saya masih melihat senyum mereka. Sapa mereka. Jabat tangan mereka. Entah kapan lagi, mereka bisa ada bersama-sama di sekitar kami.
Farewell rekan-rekan. Happy new year 2013. Terima kasih.... Maafin saya ya.... Semoga Tuhan yang Maha Agung menunjukkan jalan yang lebih terang di ujung lorong sana. Amien.


Well it's time to say goodbye my friend
I'm glad you stayed until the end
I hope that you've enjoyed the time we spent

Though I know that I will be back again

I don't know just how soon my friend
Until we meet again just think of me
I'll think of you

It was easier to say hello
Than to say goodbye
Now the bus is leavin' once again
I bid farewell to you

I remember all the fun we had
And all the tears when times were bad
But you were there when we were down and out

And I know that I will not forget
What was written and what was said
 
And who was there when we were not on top
Of the world

Yes it's time to say Auf Wiedersehn
Sayonara and ciao my friend
You'll always have a place within my heart

And rock will come and rock will go
The scene will change, the time will show

But still I hope that you'll be there for me
I'll be there for you

It was easier to say hello
Than to say goodbye
Now the bus is leavin' once again
I bid farewell to you

(White Lion ~ Farewell to You, 1992)