Senin, 16 Januari 2012

Bentar, Belum Ada Judul ...


Dan di setiap kali ruangan ini menjadi terang,
bukan kita selalu ada untuk menempatinya.

Sebagaimana hal hal sederhana yang sangat mudah kita cerna.
Sebagaimana Pelukan yang kita kenang sebagai keganjilan duniamu dan duniaku.

Terang ini membawaku menjelajah menuju dunia yang hilang.


Dan di setiap kali ruangan ini menjadi remang,
bukan kita selalu ada untuk membimbanginya.

Sebagaimana kita berjalan di tepi persimpangan.
Sebagaimana Keputusan yang diterima dengan putus asa.

Remang ini menggairahkan inderaku akan hujan, atap rumah kita yang bocor,
dinding yang lembab, dan nuansa garis wajahmu yang beku.


Dan di setiap kali ruangan ini menjadi gelap,
bukan kita selalu ada untuk meninggalkannya.

Sebagaimana hidup selalu bermula dan berakhir sesuai kodrat-Nya.
Sebagaimana Ucapan yang tak bertautan untuk jeda berapa lama.

Gelap dan semua kebutaan ini adalah gelombang halus tentang rindu,
tentang apa pun yang sepatutnya tak dilukiskan dalam kata dan rasa.


Dan di setiap kali ruangan ini terang, remang, lalu kemudian gelap,
bukan kita selalu ada untuk menuduhnya.

Sebagaimana Dia memelihara hal buruk untuk memberi pintu hal baik.
Sebagaimana keberadaan Ada untuk meniadakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar