Sabtu, 28 Maret 2009

Puisi Pesenan

demi dia yang matanya surya, sentuhlah aku yang kelam terserak di riuhnya bunga-bunga.
demi dia yang senyumnya hujan, basuhlah padang kering yang gelisah menyambung

musim gugur meninggalkan apa yang dinamakan kehidupan, musim semi meninggalkan apa yang ditasbihkan kerinduan.

lalu apa yang ditinggalkan surya dan hujan pada jiwa ini selain ruang hampa atau desah?

desah pun akan mati; hampa pun laun terisi. yang hilang kan kembali; yang lama kan bersemi.
meyisakan geliat sepasang insan di tepi lautan menanti pergantian.

coba resapi jiwaku, betapa sejuknya mentari di ujung hari.
coba amati jiwaku, belaian lembut sang laut pada bahu sang karang.

betapa bungamerah itu pun dinikmati insan tak berakal.

Tentang apa hidup itu?

teman....

pernahkah kamu, merasa kalau kamu bukanlah dirimu yang setiap hari kamu lihat dalam cermin?
orang yang begitu mirip dengan dirimu tapi itu seperti bukan dirimu - seperti bayangan orang lain yang menguasai seluruh dirimu, mengendalikan jiwamu, memaksamu melakukan sesuatu yang kadang kalau kamu pahami dengan sedalam hatimu kamu menyadari bahwa kamu tak ingin mengikutinya.

aku terus berpikir, tentang apapun....

tentang apa makna kita di dunia ini, tentang apa semesta ini,
tentang kabut apa yang menyelimuti pikiran setiap manusia hingga ada yang bisa mencapai cahaya,
dan ada yang terus berputar dalam lingkaran tanpa celah. Atau tentang apa yang disebarkan desau setiap pagi, siang, dan malam - desah kegalauan, cemas,
akan sesuatu yang kamu tak tahu itu apa.....atau kamu tahu sesuatu itu apa tapi kamu takut memastikan kepada hati kecilmu sendiri apakah kamu sudah terjerumus di dalamnya
ataukah kamu berpikir apakah masih bisa melepaskan diri dari bayangan itu, walau kadang hati kecilmu berada di antara persimpangan untuk melangkah terus atau malah diam .....

rene descartes pernah berkata dengan lantang: "cogito ergo sum", artinya "aku berpikir maka aku ada"

kurang ajar, descartes itu teman.....gara-gara orang Perancis itu aku kadang nggak bisa berhenti berpikir......sampai terkadang aku menemukan diriku ini kacau, seperti ada banyak jalan di dalam kepalamu tapi kamu tak tahu di mana jalan keluarnya.....

teman.....sebenarnya apakah hidup itu? kita berjalan mengurangi waktu, meraih apapun yang kita mau, lalu apa......dan tentang dunia lain di atas sana, Paradise atau Inferno - surga dan neraka, seperti apakah dan bagaimanakah kita? kita takut pada neraka, atau sebaliknya, kita mendambakan surga....tapi aku tak pernah tahu apakah yang dipikirkan kaki dan tanganku? apakah mengarah pada pintu Ridwan ataukah Malik?

aku takut, sangat takut bahkan hanya dengan membayangkannya,
- untuk yang satu ini jangan membawa Dante karena dia melukis dan menjelajah Inferno demi bunga hidupnya -
namun anehnya dalam rasa takut itu diselimuti rasa ingin tahu yang begitu besar tentang keberadaan "mereka".....

apakah secara tidak sadar pikiranku telah menjadi bagian kecil dari mereka?
atau apakah secara menyedihkan aku akhirnya menyadari kalau aku telah kehilangan diriku sendiri?

lalu....
lubang yang membuat desau gundah itu bertiup berulang......
tentang aluna...

aluna? siapakah aluna?
aku hanya bisa bilang kalau aluna adalah wanita yang matanya seperti cemerlang matahari dan senyumnya seperti teduhnya hujan......
yang tak bisa kamu gambarkan dengan kata-kata selugas Gibran atau Rumi sekalipun...
wanita yang bisa kau lukis dalam benakmu sepanjang waktu, tapi takkan semudah itu untuk menghadirkannya di dalam ruang-ruang mimpi dan rindumu.....

teman.....
aku tak pernah mempunyai rasa ingin tahu yang teramat besar terhadap seorang perempuan selain pada aluna...
tentang apa yang boleh disebut dengan kerinduan, tentang apa yang dikatakan dengan pandangan mata yang menahan hatimu untuk sedetik saja menghentikan waktu dan langkah demi dirinya yang berdiri jauh di sana......
atau tentang laki-laki dan wanita, yang - katanya - tercipta saling berkaitan. bahwa wanita, tercipta dari tulang rusuk laki-laki....
dan - sungguh egoisnya diriku, teman - dan begitu lancangnya menanamkan pikiran bahwa aluna adalah sebagian dari tulang rusukku itu....

sungguh egois dan lancangnya aku, teman.....

"apakah itu cinta atau cita yang akan melengkapi lubang di dalam hati kita, teman?"

sepanjang umurku ini, aku belum menemukan apa yang aku mau....
tentang apa guna diriku....tentang apa yang diinginkan hatiku sebenarnya......
tapi aluna, yang terlalu jauh itu, memberikan aku setitik air bahwa ada sesuatu terindah yang harus dicapai setiap manusia....
dan jika menemukannya, temanku......kamu akan menyerahkan segalanya dalam hidupmu bahkan keberuntunganmu.......

dan jika harus menunggu, apakah yang akan datang nanti?
selalu ada misteri dan makna dalam dunia kita, teman.....
dan yang kita tunggu adalah misteri dari kehidupan itu sendiri.....

........
aku menulis ini semua bukan untuk memintamu memecahkan masalahku, teman
semua ini hanya pikiran yang lelah tersudut di dalam gua....
menanti pagi dan lantunan sebuah bulan yang memecah keheningan tidurku....

a Little Moment @ Evening


Gerimis
merinai-rinai
dalam temeram.
Selendang bianglala
melengkung
di cemar
kemilau
langit...

dan jika suatu hari kamu melihat senja dengan air mata mengalir, maka berbahagialah karena kamu hidup.. .