Selasa, 28 Agustus 2012

Perahu Kertas


... karena bersamamulah dunia ini terasa indah, 
dan bumi hanyalah sebutir pasir dibawah telapak kaki kita ...

# Dee ~ Perahu Kertas

Sabtu, 11 Agustus 2012

Berbagi Bersama PaPuMa


- “You really can change the World, if you care enough…” -

Begitulah yang dikatakan oleh Marian Wright Edelman mengenai betapa pentingnya “care” atau rasa peduli. Baik dalam skala besar atau kecil. Spontan atau terencana. Rasa peduli itu setidaknya akan membawa perubahan walau hanya satu jengkal.

Senada dengan itu, Ramadhan pun mendidik kita lebih care terhadap sesama. Itulah yang menjadi pijakan bagi “PaPuMa” untuk ambil bagian dalam kegiatan sosial di paruh akhir bulan puasa ini.

PaPuMa adalah akronim dari Putra Putri Muda Area Jember. Anggotanya sekumpulan anak muda angkatan tahun 2000 ke atas. Namanya sendiri diadopsi dari nama pantai – yang bila senja langitnya terlihat cantik keunguan  – yang menjadi identitas kota suwar suwir ini.


Kamis, tepatnya pada 9 Agustus 2012, PaPuMa ngabuburit mengadakan buka puasa on the road dengan membagi-bagikan makanan berbuka kepada Panti Asuhan Ar Rahman dan sejumlah tukang becak di stasiun, Pasar Tanjung, Tawang Alun, dan sekitarnya.

Kegiatan itu dirangkai dengan peringatan Nuzulul Quran di kantor Area yang menfundang 11 yayasan yatim piatu dan sekolah untuk menerima bantuan dari LAZIS PLN Area Jember.

Dini hari, pada 11 Agustus 2012, ketika kota masih tertidur dan langit sewarna jelaga, sequel pendek PaPuMa berlanjut.

Ditemani siluet lampu PJU, mereka menyusuri jalanan lengang untuk berbagi makanan sahur dengan tunawisma, tukang becak, dan teman-teman Yantek yang tengah standby di Rayon Jember Kota.

Mungkin, pemberian itu tiada seberapa nilainya.

Namun, tak pernah ada salahnya berbuat sesuatu untuk menyenangkan orang lain, kan?
: )

Jumat, 10 Agustus 2012

Tentang: Benda Kenang Kenangan


Ada satu kebiasaan Ibuku yang kadang sering membuatku gemas melihatnya. Ibu gemar “mengoleksi” barang barang “bekas” yang kalau menurut umur ekonomis sudah memang waktunya masuk tempat sampah atau museum.  :D

Seperti ketika aku pulang dari Jember membawa botol plastik teh Sosro, beliau alih alih membuang botol kosong itu tapi malah menyimpannya. Begitu seterusnya, hingga jika Kamu melihat rak dapur kami, pasti ada makhluk naas itu nangkring atau mejeng di salah satu sudut dapur.

Pernah aku tanyakan: ”Buat apa nyimpen beginian? Dibuang ae wis ...”

Dan biasanya aku langsung mengambil satu - dua botol itu lalu membuangnya. Eh, .... dipungut lagi sama si Ibu.... :D

”Eman, ...kan bisa buat pot kembang-kembangan,” katanya. ”Dikelumpukno, biar nanti kalau sewaktu waktu butuh, kamu kan nggak bingung...”

Haiyah .... -,-”

Aku kehilangan kata kata sudah. Pasrah. Entah akan ada kejadian luar biasa macam apa nanti hingga aku harus berterima kasih pada botol botol bekas itu ... Hehehe ... :D

Jika kemudian dikulik lebih dalam, botol plastik bekas hanyalah pranata luarnya saja. Di rumah kami masih ada sofa merah usang, rak pajangan tv, almari pakaian, meja belajar, keranjang seserahan lamaran, kardus kue PKK, botol minyak bekas, dasi zaman SMA, jas milik Bapak, sampai blek (kaleng) wafer Nissin punya tempatnya sendiri sendiri.

Dan, masing masing mereka punya cerita sendiri .... : )

Sofa merah usang yang kini tinggal 2 potong itu bisa dibilang adalah sofa pertama yang kami punyai di Sawojajar. Kuingat, di sofa itulah kami biasa meluangkan waktu. Menggendong Salsa ketika ia baru lahir, menerima tamu dengan beragam perangai, dan sebagainya.

Rak pajangan tv itu malah jauh lebih tua dari usiaku sendiri. Dari sebuah fotograf yang diambil pada 1989, rak itu sudah menjadi background foto Bapak ketika menggendong aku yang masih berumur 2 tahun. Di situ, catnya masih terlihat bagus. Masih mulus. Tidak berdebu, daun lemarinya belum rusak, dan tidak ada tempelan stiker Power Rangers seperti sekarang.

Lalu meja belajar yang justru aku tak pernah bisa belajar tenang di sana (memangnya aku rajin belajar? Haha ... :D), keranjang bekas seserahan, album foto, pigura wayang, bahkan sampai blek hitam wafer Nissin itu entah menyimpan kenang kenangan apa untuk Ibu.

Mereka telah menjadi bagian dari keluarga kami setahun, sewindu, bahkan lebih dari sepuluh tahun. Mungkin, jika benda benda itu bisa berbicara, mereka akan bercerita lebih jauh dari penuturanku sekarang.

Di dunia ini, Kamu mungkin bisa membeli apa saja, tapi ... tidak dengan benda kenang kenangan. Nilai mereka bukan ditentukan dari banyaknya Rupiah, tapi dari kebersamaan, cinta, suka duka, dan perasaan membutuhkan.

Itu yang takkan bisa dibeli...

Minggu, 05 Agustus 2012

Voice of FB .. :D


Dari perbincangan dengan kawan lama di Facebook, tiba tiba jadi menarik ...

"... Jangan memilih bintang, karena bintang terlalu banyak bertebaran di langit. Tapi pilihlah bulan, karena ia cuma ada satu dan menjadi satu satunya, sebagaimana nanti engkau jadi mataharinya .... "


Seperti Kabut ~ SDD

aku akan menyayangimu
seperti kabut
yang raib di cahaya matahari
:
aku akan menjelma awan
hati-hati mendaki bukit
agar bisa menghujanimu
:
pada suatu hari baik nanti.


*
Yang sederhana itu bernilai .... teramat bernilai ...

Kamis, 02 Agustus 2012